Sabtu, 30 April 2011

maaf

" Maafkanlah Aku  Ibunda "

Langit senja yang indah .
Terlihat jelas sosok bayangmu di atas sana .
Lihatkah kau uluran tanganku ini ?
Tolong raihlah .
Dan kau akan kembali ke sini bersamaku .

Apakah kau lebih senang berada diatas sana ?
Atau apakah kau memang tidak bisa meraih tangan ini ?
Ya, aku mungkin bisa menerimanya .


Tapi, bagaimana dengan wanita tua disebelahku ini ?
Apakah ia bisa bersikap sepertiku ?
Apakah ia tidak akan merindukan buah hatinya,
yang selalu memeluk dan mencium tangannya tiap pagi ?
Apakah ia dapat hidup bersama orang,
yang telah membuat buah hati tercintanya pergi ?
Apakah ia bisa memaafkan orang itu ?

Telah beribu kata maaf yang kusampaikan,
Sambil bersujud dan mencium kakinya .
Tapi, air matanya tak kunjung kering .

Aku paham ,
Sekarang, ia hanyalah wanita malang yang tengah bingung .
Bingung memikirkan untuk apa sisa hidupnya,
Tanpa buah hati sekaligus satu-satunya teman hidupnya .

Ia berkata bahwa ia telah memaafkanku ,
Tapi matanya berkata lain .
Matanya mengatakan bahwa,
Orang jahat yang telah membuat Anaknya pergi,
Sangat tidak pantas untuk dimaafkan .
Ya, Wanita ini tidak akan memaafkanku .

Apa kau juga demikian ?
Menyesal karena telah mempertaruhkan nyawamu,
demi menyelamatkan nyawaku ?
Menyesal karena telah meloloskanku,
dari kobaran Api yang kuciptakan sendiri ?
Menyesal karena kau terjebak oleh kobaran Api,
yang terkesan mencari tumbal ?
Menyesal karena ternyata Aku tidak dapat membalas jasamu ?

Apa aku harus membayar semuanya dengan nyawa pula ?

Kau, Ibumu ..
Tolong katakan apa yang harus kulakukan sekarang .
Jangan diam .
Jangan biarkan pembunuh bodoh sepertiku ini bebas begitu saja .
Hukumlah Aku seberat-beratnya .
Orang bodoh tidak pantas hidup .
Orang bodoh hanya bisa merusak segalanya .

Termasuk jalinan kasih yang telah kau rajut,
Bersama wanita tua yang sangat mencintaimu ini .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar